Redesain Kurikulum, Prof. Rahmat Dorong KPI IAIN Gorontalo Cetak Lulusan Bertalenta

Gorontalo – Seminar internasional Redesain Kurikulum, Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos,I.,M.Pd mendorong Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Sultan Amai Gorontalo untuk mencetak lulusan bertalenta.

Guru Besar pada Jurusan Pendidkan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu mengatakan, Perguruan Tinggi (PT) dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dan mencetak lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman yang sangat dinamis.

“Untuk itu, perguruan tinggi harus berani berubah dan meninggalkan zona nyamannya. Kurikulum jurusan KPI tidak boleh statis, tetapi harus seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Karakteristik perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat merupakan tantangan yang harus dihadapi Jurusan KPI,” ungkapnya. Sabtu (5/6/2022)

Menurutnya, meskipun kurikulum pendidikan tinggi selalu disesuaikan, namun hal tersebut tidak relevan dengan perkembangan zaman yang bergerak cepat. Hal ini lantaran kurikulum yang disesuaikan setiap lima tahun adalah hasil evaluasi untuk lima tahun sebelumnya, sedangkan lima tahun ke depan dunia sudah berubah.

“Pilihan terbaik dalam menyiapkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman adalah melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Perguruan tinggi, dunia industri, dan pemerintah bersinergi dalam upaya menyambungkan pendidikan dengan berbagai aspek kehidupan di masyarakat melalui berbagai kegiatan hasil implementasi MBKM yang dapat dilakukan oleh mahasiswa,” ujarnya.

Redesain kurikulum, kata Prof. Rahmat, merupakan sebuah keniscayaan. Kurikulum harus di up grade mengikuti perubahan kelembagaan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum akan menentukan kompetensi dan kualitas mahasiswa. Desain kurikulum akan sangat mempengaruhi masa depan mahasiswa pasca mereka kuliah.

“Kurikulum yang bermutu adalah kurikulum yang mampu mencetak peserta didik menjadi manusia yang siap dengan daya saing yang mumpuni. Redesain Kurikulum harus berorientasi pada peningkatan mutu lulusan pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, kurikulum pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

“Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard skills dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Ada 8 Kegiatan Kampus Merdeka: Pertukaran Pelajar, Magang/Praktik Kerja, Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan, Penelitian/Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan Wirausaha, Studi/Proyek Independen, dan Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik,” tambahnya.

Ketua jurusan Pendidikan Non Formal PPs UNG itu berharap, Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela mengambil sejumlah SKS di luar perguruan tinggi sebanyak 2 semester yang setara dengan 40 SKS. Ditambah lagi, mahasiswa diperkenankan mengambil matakuliah di program studi (prodi) yang berbeda dalam perguruan tinggi yang sama sebanyak 1 semester (setara dengan 20 SKS).

“Oleh karena itu, perguruan tinggi harus memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan pilihan alternatif. Seluruh proses pembelajaran dalam program studi dilaksanakan di kampus sesuai masa dan beban belajar mahasiswa (ini yang tidak dihilangkan)”

“Proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian beban belajar dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil sisanya dengan mengikuti proses pembelajaran di luar program studi dan di luar kampus (ekstensinya). Jadi, akan ada pengakuan atas kegiatan di luar kampus yang disetarakan dengan sejumlah SKS,” tandasnya.

Turut jadi pembicara juga pada seminar internasional yang dilaksanakan di Aula Rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo itu yakni Khaidir Fitra Siagian, M.Si., Ph.D. dari PRIM NSW Australia. (**)

Leave a Comment