Pendampingan Zona Integritas, FIP UNG Gandeng Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
Gorontalo – Dalam rangka melaksanakan pendampingan pembangunan Zona Integritas (ZI), – Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggandeng Tim Kerja ZI dari Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Provinsi Gorontalo.
Pendampingan pembangunan ZI di Fakultas Ilmu Pendidikan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kepala Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal sekaligus Ketua Tim Kerja pembangunan ZI Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Noegroho dengan Dekan FIP UNG Dr. Arwildayanto, M.Pd.
Dekan FIP UNG dalam sambutannya saat membuka workshop pendampingan ZI yang dilaksanakan di Aula FIP UNG pada Senin (11/07/2022) menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya, karena akan mendapatkan pendampingan penuh dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo.
“Ini suatu kesempatan yang luar biasa, karena memang selama ini kita melaksanakan kegiatan pendampingan dari Kementerian itu hanya sifatnya online, belum ada yang tatap muka seperti sekarang ini,” ungkap Arwildayanto.
Arwildayanto mengatakan, bahwa niat baik dari Ditjen perbendaharaan ini, tentu juga akan menaikkan pemeringkatan Kanwil perbendaharaan menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
“Saat ini Kanwil perbendaharaan sudah mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Nah, kita sedang menuju untuk itu, menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK),” ujar Arwildayanto.
Kerjasama yang mutualisme ini kata Arwildayanto, tentu kita harus sambut dengan antusias, dengan rasa syukur yang tinggi sekaligus komitmen yang tinggi dari Fakultas Ilmu Pendidikan.
“Jadi, tim kerja zona integritas dan segenap pimpinan fakultas betul-betul harus memanfaatkan momen yang baik ini, sehingga kita bisa belajar mencontoh. Kalau kata orang, Amati, Tiru dan Modifikasi,” imbuhnya sambil tersenyum.
Dekan yang memiliki segudang inovasi itu menerangkan, waktu efektif untuk membenahi semua dokumen-dokumen terkait dengan zona integritas ini tinggal enam bulan lagi ke depan. Karena memang dalam arahan Kementerian, kalau memang kita punya cukup nilai, tahun ini juga bisa langsung dinilai.
“Mudah-mudahan memenuhi angka kecukupan itu, sehingga kita tahun ini bisa dinilai tapi tidak juga terlalu berharap, yang penting kita menyiapkan diri. Mudah mudahan dengan pendampingan ini, akan melakukan akselerasi semua dokumen-dokumen di dalam indikator-indikator penilaian zona integritas, sehingga bisa terpenuhi lebih cepat sebelum Desember ini,” harapnya.
Lebih lanjut, Arwildayanto meminta kepada segenap tim kerja ZI, agar bisa melewati dan bisa meraih ini, sehingga kalau kita sukses menjadi fakultas yang pertama dalam pembangunan zona integritas, tentu kita akan menularkan kepada teman-teman sejawat kita di 10 fakultas lain agar mampu melaksanakan hal yang sama ini.
“Kami juga berterima kasih dari progres yang kita lihat, yang kita monitor sejak September 2021 sampai hari ini menunjukkan perkembangan dan etos kerja dari perubahan sikap perilaku kita yang lebih baik, dan lebih disiplin.
“Ini dibuktikan, bahwa kita bisa hadir tepat waktu, tidak menunggu terlalu lama ketika narasumber kita sudah hadir, kita langsung memulai kegiatannya. Habituasi ini yang kita harapkan, pembiasaan-pembiasaan disiplin seperti ini yang kita harapkan, dan akan terus kita rawat dengan baik,” ujar Arwil.
Ia menambahkan, bukan soal administratifnya dari ZI ini, tetapi adalah perubahan sikap, mindset kita tentang kerja. Kerja itu bukan hukuman, kerja itu bukan hanya menghasilkan uang, tetapi kerja itu merupakan ibadah.
“Karena menuju surga itu bukan hanya melaksanakan ritual ibadah saja, tetapi bekerja juga bagian dari menuju surga. Bekerja membesarkan dan memperbaiki lembaga kita juga adalah ibadah”
“Jadi keringat yang kita keluarkan juga adalah bagian dari pada ibadah, pikiran-pikiran cerdas kita untuk memajukan universitas dan fakultas ini adalah bagian daripada ibadah. Jadi, mindset ini yang akan kita tularkan, dan kita rawat,” tegasnya.
Dirinya berharap, perubahan mindset ini bukan hanya bagi dosen dan tendik tetapi juga terhadap stakeholder, alumni, dan mahasiswa kita juga berubah. Semua yang terkait, yang kita layani juga harus berubah.
“Makanya kita secara bahu-membahu melakukan penularan hal-hal yang positif ini kepada semua pihak yang terkait dengan layanan kita. ZI ini bukan masalah administratif, bukan hanya memenuhi dokumen-dokumen, tetapi ada kebaharuan, ada inovasi yang bisa kita berikan kepada masyarakat sebagai penerima layanan kita,” tandasnya. (Humas FIP)