Gorontalo, fip.ung.ac.id – Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo yang juga Ketua TP. PKK Kabupaten Gorontalo Prof. Dr. Fory A. Naway, M.Pd menjadi narasumber dan meminta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk tidak menyepelekan peran kaum perempuan.

Banyak hal yang disampaikan oleh ketua PKK dan Bunda PAUD itu saat menjadi narasumber yang dilaksanakan di Hotel Aston Mando tersebut, Peran PKK Sebagai mitra pemerintah dalam membawa peran perempuan diantaranya peran organisasi perempuan yang ada di desa dan kecamatan yang sekiranya tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Bahwa perempuan memiliki peran yang cukup strategis dalam daerah, baik dalam organisasi maupun non organisasi hingga keluarga”

“Perempuan punya peran yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Ketika dia menciptakan sebuah keluarga yang baik, hingga pula eksistensinya dalam berorganisasi, dalam organisasi perempuan seperti dasa wisma, PKK atau organisasi wanita lainnya,” ujar Prof. Fory.

Disamping itu pula, peran perempuan sebagai tenaga pendidik organisasi dan lembaga pendidikan seperti PAUD itu juga kiranya peran BPD sangat diharapkan dalam menciptakan sumber sumber daya baik anggarannya ataupun fasilitas penunjang lainnya.

“Mereka para guru PAUD yang notabenenya adalah kaum perempuan, harapan saya agar diperhatikan. Dengan adanya anggaran didesa. BPD selaku DPRD nya desa harus memikirkannnya”

“Sebab saya mendapat masukan, ada kasian sudah beberapa bulan guru PAUD nya tidak digaji. Allhamdulillah ketika kami intervensi lewat koordinasi komunikasi itu dirapel. Artinya saya tidak ingin selaku ketua TP. PKK hal itu terabaikan atau disepelekan,” papar Prof. Fory.

Prof. Fory mengatakan, Guru PAUD memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan generasi bangsa yang dimasa akan datang.

”Saya prihatin ketika mereka tidak sempat dipikirkan kesejahteraannya oleh desa. Dan itu sangat kami harapkan dari peran BPD untuk kiranya dapat menganggarkannya. Apalah artinya sebuah kehidupan jika tanpa perempuan. Kita semua tak ada disini tanpa perempuan”

“Kita lahir dari rahim seorang ibu, yang dia adalah perempuan. Sehingga kita bisa sukses sampai saat ini, maka jangan sepelekan peran mereka, baik di guru PAUD atau organisasi perempuan lainnya yang ada di kecamatan dan desa,” tandas Fory. (***)

Leave a Comment