Gorontalo, fip.ung.ac.id – Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Prof. Novianty Djafri., M.Pd.I memberikan materi pada acara Seminar Internasional Perkumpulan Program Studi Doktor Pendidikan se Indonesia di Gedung Graduate School Universitas Negeri Yogyakarta, pada Sabtu (17/09/2022).

Dihadapan peserta seminar internasional, Prof. Novianty Djafri., M.Pd.I menyampaikan materi yang berjudul Pendampingan Guru dalam Implementasi Merdeka Belajar. “Pendampingan kurikulum merupakan ikhtiar pemerintah dalam Penerapan Kurikulum Merdeka,” ungkap Prof. Novi.

Prof. Novi mengatakan, setiap sekolah melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah penggerak untuk maksimalkan penerapan Kurikulum Merdeka. Implementasi kurikulum merdeka untuk setiap daerah akan mendapatkan pendampingan dalam penerapan kurikulum melalui kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

“Esensi Kurikulum Merdeka, di mana yang diajarkan adalah pemahaman dan peningkatan kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Terkait pengembangan kualitas pembelajaran,” ujar Kaprodi S3 Pendidikan Program Pascasarjana UNG.

Beberapa alternatif yang harus dimaksimalkan ini kata Prof. Novi, adalah sarana yang mendukung pembelajaran untuk satuan pendidikan. Karena itu, para pendidik diminta untuk memanfaatkan berbagai sarana yang ada untuk memperkaya metode pembelajaran.

“Partner pemerintah pusat dalam penyelenggaraan merdeka belajar ini adalah pemerintah daerah kota/kabupaten melalui dinas terkait yang berkompeten bersama-sama membangkitkan kesadaran para guru agar terus mengikuti informasi perubahan pendidikan yg sangat cepat dan aktif login ke platform Merdeka Mengajar untuk meningkatkan kompetensi mereka,” kata Prof. Novi.

Menurutnya, platform Merdeka Mengajar ini juga harus mendorong insiatif kepala sekolah agar mengajukan diri dan siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Jika melihat kebijakan yang ada pada Tahun 2024 mendatang, Kurikulum Merdeka akan berlaku secara nasional.

“Sekolah harus menyesuaikan diri dengan kondisinya saat memilih kategori Kurikulum Merdeka. Kepala dinas pendidikan sebaiknya harus melihat dan mengukur dirinya dan anggota sekolahnya melalui pengisian Asesmen secara jujur dan mandiri, jika ingin berhasil menerapkan merdeka belajar,” tutur Prof. Novi.

Dirinya berharap, guru yang aktif harus dapat memanfaatkan platform Merdeka Mengajar, sebab banyak sekali manfaat yang akan diperoleh guru jika aktif menjelajah platform Merdeka Mengajar. Pendampingan oleh pemerintah harus intens, perhatikan data komunitas belajar di berbagai wilayah yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana berdiskusi, sarana berbagi dan mendapatkan informasi antarguru.

“Kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka tentunya tak lepas dari kolaborasi antarpemangku kepentingan. Hal itu harus di sadari oleh pemerintah setempat. Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan kompetensi guru,” ucap Prof. Novi.

Ketua Forhati Kota Gorontalo itu mengharapkan, kebijakan pemerintah harus secara periodik dalam melaksanakan kegiatan yang melibatkan komunitas belajar yang di awasi oleh pemerintah setempat dan oleh Kepala Balai Guru Penggerak, serta terus mendorong para guru sebagai pendidik untuk memanfaatkan platform Merdeka Mengajar secara lebih masif. (Humas FIP)

Leave a Comment