Gorontalo, fip.ung.ac.id – Sukses menggelar konferensi bertaraf internasional, Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos,I.,M.Pd menyampaikan Pedagogika International Conference Of Educational Innovation (PICEI) dapat membangun sitasi dosen dalam mewujudkan reputasi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Sebagai ketua panitia penyelenggara kegiatan, Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos,I.,M.Pd melaporkan, pelaksanaan Pedagogika International Conference yang berlangsung pada tanggal 14-16 September 2022 bertempat di Hotel Damhill UNG ini merupakan rangkaian memperingati hari ulang tahun Universitas Negeri Gorontalo yang ke 59 terus diisi dengan berbagai kegiatan, salah satunya Pedagogika International Conference di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.
“Kegiatan ini menghadirkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) yang diwakili oleh Staf Khusus nya Prof. Dr. Ravik Karsidi. Kegiatan ini melibatkan 7 keynote speakers dari mancanegara sebagai berikut. Prof. Kerryann Walsh-Australia, Prof. Froilan D. Mobo, DPA, Ph.D-Philippine Merchant Marine Academy/College of Subic Montessori, Philippines, Prof. Branislav Pupala, Ph.D – Tranava University Slovakia”
“Selanjutnya, Dr. Mary Kerich – Department of Curriculum Instruction & Educational Media, Moi University, Kenya, Prof. Madya Ts. Dr. Mahizer bin Hamzah – UPSI, Malaysia, Prof. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc – Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia, dan 7 ) Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd. Ketum ISMAPI,” ujar Prof. Rahmat.
Ketua Jurusan S2 PNF PPs UNG itu menjelaskan, konferensi ilmiah internasional ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan karena pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, inovasi, dan pemanfaatan teknologi dalam penyiapan pendidikan yang lebih bermutu dan kemampuannya untuk bersaing secara global.
“Terkait dengan inovasi, utamanya dalam bidang pendidikan, urgensinya berfokus pada upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas lembaga pendidikan, di mana secara keseluruhan upaya ini akan berdampak pada mutu dan eksistensi dari lembaga itu sendiri”
“Meskipun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam implementasinya, inovasi memakan waktu yang tidak sedikit karena berkaitan dengan proses dan berpijak pada peningkatan pengetahuan dengan melahirkan ide-ide terbaru serta langkah praktis dalam eksekusi ide tersebut,” ungkapnya.
Konferensi ilmiah ini, kata Prof. Rahmat, mengusung tema “Building resilience in Education in the time of New Normal”, dengan scope yang meliputi lima program studi yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan, yakni Early Childhood Education Research, Primary Education Research (PGSD), Guidance and Counseling Research (BK), Leadership and Management Research (MP), Non-formal Education Research (PLS).
“Tujuan konferensi ini untuk mengembangkan konsep dan pedoman praktis inovasi pendidikan di lembaga pendidikan, sharing hasil riset dosen dan pemateri konferensi internasional, perumusan konsep inovasi pendidikan yang tepat dan applicable di era pandemic, dan penguatan pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) Fakultas Ilmu Pendidikan.
“Manfaat konferensi ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: meningkatkan skill dan wawasan di dunia pendidikan, khususnya pada konsep dan pedoman praktis inovasi pendidikan, memberikan update gambaran dan inovasi terkini yang applicable di lembaga pendidikan, dan memperluas relasi sivitas akademika yang terlibat dalam konferensi,” jelasnya.
Pria berdarah Sunda itu menuturkan, luaran dari kegiatan ini berupa artikel terpublikasi di jurnal internasional bereputasi yang dihasilkan oleh peneliti, dosen, dan akademisi yang berpartisipasi dalam kegiatan. Dan paper yang masuk berjumlah 96 papers.
“Konferensi Pedagogika ini parallel dengan media desiminasi penguasaan dan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan tertentu menjadi hal yang wajib dimiliki oleh seorang dosen. Sebagai seorang pengajar, kedua hal tersebut menjadi bagian dari kompetensi pedagogik yang melekat terhadap diri seorang dosen”
“Luasnya perkembangan ilmu pengetahuan tentu menuntut dosen untuk selalu memiliki pengetahuan-pengetahuan baru yang sedang berkembang. Dengan kata lain, seorang dosen tentu harus mengembangkan kompetensi pedagogik, khususnya dalam hal penguasaan terhadap materi tertentu. Salah satu jalan yang bisa ditempuh oleh seorang dosen untuk mengembangkan kompetensi pedagogik yaitu melalui konferensi,” tutur Prof. Rahmat.
Guru Besar Tetap Jurusan PLS FIP UNG itu menjelaskan, keikutsertaan dalam konferensi akademik adalah salah satu kegiatan yang patut diikuti saat menyandang status sebagai dosen. Konferensi akademik bukan hanya milik para akademisi senior tapi juga kamu yang saat ini semua kita yang berstatus dosen seyogyanyalah sudah terbiasa mengikuti kegiatan konferensi ilmiah. Bagi diri sendiri akan membangun sitasi dan bagi institusi memperkaya reputasi.
“Ada banyak manfaat yang bisa kamu ambil jika kamu gemar mengikuti konferensi akademik. Apa saja? Pertama, untuk bisa mengikuti konferensi ilmiah, wajib membuat karya tulis sesuai topik yang ditentukan. Agar papermu lolos, kamu harus memiliki segudang referensi buku-buku teori””
“Buat yang gemar mengikuti acara konferensi, dipastikan memiliki referensi buku yang lebih luas. Kedua, Menyerap banyak ilmu. Yang gemar mengikuti konferensi akademik, umumnya rajin berdiskusi soal gagasannya. Kegiatan diskusi membuat pertukaran ilmu lebih mengalir dan bisa menjadi sumber inspirasi yang baru. Ketiga Terbiasa berpikir secara logis”, kata Prof. Rahmat.
Lebih jauh, dirinya menuturkan, kegemaran mengikuti konferensi ini membuat kita bisa meruntutkan alur berpikir. Paper yang lolos dalam sebuah konferensi pasti berkualitas. Dan, kualitas dibuktikan dengan usaha berpikir sesuai metodolologi. Keempat Terbiasa berargumen secara ilmiah di forum akademis.
“Konferensi adalah ajang untuk berbagi ilmu dengan para akademisi di bidangnya. Tak jarang, gagasan yang kamu bawakan bisa ramai diperdebatkan. Maka, inilah waktunya untuk membuktikan kepiawaianmu berargumen secara ilmiah. Ke lima meningkatkan kepercayaan diri. Tampil di depan umum akan menumbuhkan kepercayaan diri karena kemampuan sudah terasah lewat forum tersebut”
“Keenam memperluas relasi akademik. Memperluas relasi berarti memperbanyak mitra berkolaborasi dan bersilaturahmi. Salah satu manfaat yang bisa didapatkan juga dosen ketika mengikuti konferensi internasional adalah adanya peluang untuk bisa memiliki publikasi internasional. Panitia selalu membuat proceeding atau kumpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peserta konferensi tersebut,” ujarnya.
Adapun proceeding tersebut berisi penjelasan singkat atau abstrak dari para peserta konferensi. Meskipun demikian, ada beberapa konferensi internasional yang memberikan manfaat lebih kepada para peserta konferensi.
“Apabila hasil penelitian dari seorang peserta konferensi dinilai baik dan memenuhi kriteria untuk dipublikasikan dalam bentuk jurnal, maka tulisan tersebut akan dipublikasikan. Pedagogika juga menawarkan peserta konferensi yang hasil penelitiannya dipublikasikan dalam bentuk jurnal internasional,” tandasnya.