fip.ung.ac.id, Gorontalo – Sekolah unggul berbagai dimensi akan dapat menciptakan sebuah institusi pendidikan yang memberikan layanan pendidikan optimal kepada seluruh peserta didik, dengan mengakomodasi bakat dan minat siswa sesuai kebutuhan belajar. Terlebih dengan adanya kolaborasi antara guru dan seluruh warga sekolah yang akan mewujudkan sekolah berdaya saing tinggi, yang tentunya didukung oleh penerapan kurukulum.

Sebagian besar sekolah yang terdaftar dalam Implementasi kurikulum merdeka secara mandiri belum memiliki Kurikulum Oprasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang menjadi acuan dalam pelaksanan di satuan pendidikan. Untuk itu, mahasiswa Prodi  S2 Administrasi Pendidikan PPs UNG melaksanakan kegiatan Diklat agar para kepala sekolah lebih terarah dan sistematis dalam penyusunannya.

Guru Besar Tetap FIP UNG Prof. Dr. Sitti Roskina Mas, M.Pd., M.M menyampaikan, kegiatan workshop ini merupakan impelementasi dari mata kuliah Manajemen Diklat yang diampunya bersama Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, M.Pd pada mahasiswa semester III Program Studi  S2 Administrasi Pendidikan PPs UNG.

“Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan,” ujar Sitti Roskina Mas.

Sitti Roskina Mas menjelaskan, komponen dalam kurikulum operasional  ini disusun untuk membantu proses berpikir dan mengembangkan  satuan pendidikan. Dalam pengembangannya, dokumen ini juga merupakan hasil refleksi semua unsure pendidik di satuan pendidikan yang kemudian ditinjau secara berkala guna disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.

“Kegiatan workshop ini berlangsung selama dua hari yaitu pada hari Kamis s.d Jumat, tanggal 20-21 Oktober 2022 di Balai Guru Penggerak (BGP) yang dikuti oleh kepala sekolah dan guru SD/MI se Provinsi Gorontalo. Kegiatan workshop dibuka oleh Wakil Direktur Bidang Akademik PPs UNG Bapak Dr. Hasim, M.Si,” ungkap Sitti Roskina Mas.

Ia mengatakan, dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan semester III yang bisa mendatangkan peserta pelatihan berjumlah 300 orang dengan melalui kerjasama dengan dinas pendidikan kebudayaaan se Provinsi Gorontalo.

“Tentunya, ini melalui kerja keras dan kerja cerdas dari seluruh panitia melalui bimbingan dari penanggungjawab mata kuliah yang senantiasa mengarahkan, memberi semangat agar bisa melaksanakan diklat yang memang betul-betul dibutuhkan oleh (organisasi:sekolah),” ucapnya.

Lebih jauh, Sitti Roskina Mas mengatakan, mata kuliah manajemen diklat ini merupakan mata  kuliah unggulan di Prodi S2 Administrasi Pendidikan PPs UNG. Untuk itu, perlu dirancang agar bisa menghasilkan diklat yang betul-betul dibutuhkan. Desain diklat dirancang melalui tahapan mengidentifikasi, menganalisis kebutuhan sekolah, menetapkan tema kegiatan, menetapkan tujuan, menyusun kurikulum/silabus/TOR, menetapkan teknik instruksional, materi, narasumber, dan pembiayaan yang akan digunakan dalam penyelenggaraan pelatihan.

“Beberapa materi yang diberikan pada workshop ini antara lain: kebijakan program merdeka belajar oleh Kadis Dikbud Gorontalo Utara, Best practice implementasi MBKM melalui pengembangan budaya sekolah unggul, pendidikan abad 21 antara harapan dan kenyataan oleh Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, M.Pd,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Sitti Roskina Mas, materi tentang penguatan profil pelajar pancasila sebagai desain pembelajaran di era disrupsi yang disampaikan oleh dirinya, sedangkan materi penyusunan kurikulum operasional oleh Salma, K,Yusuf, S.Pd, kemudian penyusunan perangkat ajar dan asesmen pembelajaran oleh Ismet Husain, M.Pd, dan penyusunan modul projek profil pelajar pancasila disampaikan oleh Instruktur Nasional Rais Hapy, M.Pd

“Selama pelatihan peserta sangat antusias menerima materi, karena materi disampaikan oleh pakar dan fasilitator sekolah penggerak Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. Kami berharap, melalui kegiatan workshop ini peserta dapat menyusun KOSP yang terdiri dari rumusan capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran, asesmen pembelajaran, dan menyusun modul penguatan proyek pelajar pancasila dalam rangka mewujudkan SDM yang unggul, berkarakter, dan kompetitif di era disrupsi melalui budaya sekolah unggul,” tandasnya. (NK)

Leave a Comment