fip.ung.ac.id, Gorontalo – Pentingnya pelatihan dan pengembangan soft skill menurut Prof. Dr. Novianty Djafri., M.Pd.I adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sebagai narasumber kegiatan webinar nasional yang berlangsung pada hari Kamis (27/10), Guru Besar Tetap FIP UNG ini mengatakan, pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini untuk target jangka pendek.

“Terkadang yang kita pikirkan saat ini, padahal yang lebih baik itu untuk keberlangsungan hidup jangka panjang. Sedangkan pengembangan lebih di tekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di masa yang akan datang,” ujar Prof. Novi.

Prof. Novi menjelaskan, tujuan dari pelatihan soft skills ini adalah untuk memberikan pemahaman serta mengembangkan kemampuan aplikatif tentang berbagai perilaku organisasional yang dibutuhkan seseorang untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme individu.

“Pelatihan soft skill akan memberikan kesempatan kepada individu, mahasiswa, pendidik, dan pegawai untuk meningkatkan kompetensi kunci para pegawai, yang sifatnya dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks pekerjaan,” ucap Ketua Prodi S3 Ilmu Pendidikan PPs UNG.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan, kata Prof. Novi, antara lain dengan mengidentifikasi permasalahan (ASN dalam lingkup kerja dan kewenangan). Mengkomunikasikan dengan stakeholders terkait akan permasalahan yang dihadapi dan cara/alternative menyelesaikannya, serta kegiatan apa yang akan dirancang.

“Apasih bedanya soft skill dan hard skill? Soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra personal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal,” ungkapnya.

Sedangkan untuk hard skill, kata Ketua Forhati Kota Gorontalo ini, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Insinyur mesin seharusnya menguasai ilmu dan teknik permesinan, dokter harus mempuni dibidang ilmu kedokteran, dan pemain sepak bola mempunyai keterampilan teknik menggiring bola.

“Setiap profesi dituntut mempunyai hard skill yang khusus, tetapi soft skill bisa merupakan kemampuan yang harus dimiliki disetiap profesi, seperti daftar kemampuan soft skill berikut ini: kejujuran, tanggungjawab, berlaku adil, kemampuan bekerjasama, kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan memecahkan masalah, dsb,” tutur Prof. Novi.

Menurutnya, beberapa kebutuhan dunia usaha/industri dalam merekrut pekerja yang setidaknya harus kita miliki antara lain: lulus dari PT yang bereputasi baik. Memiliki kepribadian matang, dinamis, fleksibel, kreatif, inovatif, agresif, cerdas, dan jujur. Selanjutnya memiliki targert dan berambisi. Memiliki inisiatif dengan sikap dan integritas pada pekerjaan, serta memiliki kemampuan menangani stress dan pekerja keras.

“Selain itu, bersedia bekerja di luar jam kerja dan mau ditempatkan dimana saja termasuk di “remote area”. Kemudian dapat bekerja mandiri atau dalam tim kerja dengan baik dan memiliki pengalaman kerja (minimal 2 tahun). Serta dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris, terkadang dalam bahasa mandarin, dan terampil dalam berkomunikasi dan terampil dalam bernegosiasi,” ucapnya.

Ia menambahkan, keterampilan lainnya yaitu terampil dalam mengoperasikan computer/internet, serta memahami dengan baik hal teknis pada bidangnya. Dan yang terpenting adalah bertanggungjawab dan punya komitmen. Memiliki kualitas yang baik dalam kepemimpinan, bagus dalam interpersonal skill. Serta memiliki great sense of services dan berpenampilan menarik,” ujarnya. (NK)

Leave a Comment