fip.ung.ac.id, Gorontalo – Peran dan fungsi Karya Tulis Ilmiah (KTI) menurut Dr. Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.Pd.I adalah sebagai dokumen ilmu dan sebagai alat komunikasi antar penemu ilmu pengetahuan dan pemakai ilmu pengetahuan.
Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber pada kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Mengajar di Sekolah (PMS) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG di Aula MAN 1 Boalemo, Senin (12/12/2022).
Dr. Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.Pd.I mengatakan, peran dan fungsi karya tulis ilmiah yaitu sebagai dokumen ilmu dan sebagai alat komunikasi antarpenemu ilmu pengetahuan dan pemakai ilmu pengetahuan. Kemudian juga harus sesuai dengan jenis KTI dan objektif .
“Objektif disini isinya apa?, yaitu antara laian: menjelaskan masalah, memberikan penilaian/komentar, memberikan saran, memberikan sanggahan, sebagai pembuktian hipotesis, dan untuk mengajukan rancangan”
“Penulisan karya ilmiah juga harus sesuai dengan langkah-langkah penelitian antara lain: menentukan topik yang jelas batas bidangnya, tempatnya, dan waktunya, menentukan tujuan/tema, membuat kerangka, mengumpulkan data, mengolah dan menyusun data/kompilasi data, menulis laporan, judul biasanya berupa frasa yang mengungkapkan tema, serta menggunakan judul yang tidak lazim berupa kalimat,” ujar Nurhayati Tine.
Dosen tetap Jurusan PGPAUD FIP UNG itu menjelaskan, beberapa kriteria yang dilakukan penulis dalam memilih masalah yaitu: pentingkah masalah itu dikemukakan (dibahas)?, menarikkah masalah (untuk dibahas) itu bagi kita?.
“Selanjutnya, cukupkah pengetahuan, kemampuan, dan sarana yang diperlukan, dan mungkinkah/mudahkah kita memperoleh data (karena datanya harus akurat), serta masalahnya terlalu luas (ada keterbatasan waktu)/terlalu sempit (bahasannya dangkal)”
“Kemudian pemilihan topik atau sesuatu yang menjadi pokok bahasa. Pada saat pertama kali seseorang mulai menulis, selalu dihadapkan pada persoalan apa yang akan ditulis?. Penulis harus membatasi subjek, agar tidak hanyut dalam suatu persoalan dan menulis,” jelasnya.
Menurutnya, hal-hal yang patut dipertimbangkan oleh penulis adalah topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik pengalaman maupun pengetahuan, bila jauh dari lingkungan dan pengetahuan penulis, akan menemui kesulitan saat menggarapnya.
“Selain itu, harus menarik perhatian penulis. Akan memungkinkan penulis untuk berusaha mencari data-data yang dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Bila topik yang dipilih tidak menarik akan menimbulkan kekesalan bila ada hambatan-hambatan, penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan data dan fakta untuk memecahkan masalah.
“Kemudian, harus diketahui oleh penulis. Sedikitnya prinsup-prinsip ilmiahnya harus diketahui, sehingga penulis berusaha mencari data-data melalui penelitian, observasi, wawancara. Hal itu menyebabkan pengetahuannya mengenai masalah tersebut bertambah dalam. Pengetahuan teknis ilmiah, teori-teori ilmiah yang diketahui dijadikan latar belakang masalah,” ujarnya.