fip.ung.ac.id, Gorontalo Guru Besar Tetap FIP UNG Prof. Dr. Novianty Djafri, M.Pd.I menjadi narasumber Seminar Nasional Pendidikan dengan tema Inovasi Pendidikan Multidispliner Pendidikan dalam Kompleksitas Problematika Global yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan PPs UNG, Kamis (29/12/2022) di Ball Room Hotel Grand Q, Kota Gorontalo.

Didampingi Direktur PPs UNG Prof. Dr. Asna Aneta, M.Si dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo Utara Irwan Usman, M.Pd, serta satu orang narasumber yakni Guru Besar Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Patta Bundu, M.Ed yang hadir secara daring, Prof. Dr. Novianty Djafri, M.Pd.I menyampaikan Inovasi Pendidikan Global Berbasis Multidisipliner.

Prof. Dr. Novianty Djafri  M.Pd.I mengatakan, inovasi pendidikan global berbasis multidisipliner sangat penting, mengingat bahwa inovasi menjadi suatu hal yang dapat dilakukan melalui recovery walaupun sifatnya bukan yang terbaru tapi jika sudah di modifikasi dan di berikan penguatan, di analisis dan di ulas serta di uji coba bahkan di lakukan perubahan kembali, serta sudah ada perbaikan, di deskripsikan, di narasikan, di kombain bahkan di produk kembali dengan bentuk dan cara serta tehnik yang berbeda, maka itu menjadi sebuah inovasi.

“Multi disiplin adalah pendekatan yang bersifat integrative (terpadu) merupakan pendekatan suatu konsep dari suatu cabang ilmu atau tema yang bahannya di organisasi dari berbagai cabang ilmu sosial secara terpadu. Di era kekinian, semua masalah yang dihadapi manusia, tidak bisa dipecahkan hanya dengan satu disiplin ilmu. Pemecahan harus multidisiplin yang hanya bisa dilakukan lewat kolaborasi.

“Masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat, progresif, dan kerap kali memperlihatkan gejala desintegratif. Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagai bidang kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti: industri, perekonomian, pemerintahan, perkumpulan-perkumpulan, dan lebih khususnya bidang pendidikan,” ujar Prof. Novi.

Selain itu, Prof. Novi mengungkapkan, perkembangan teknologi dan peradaban dunia yang pesat berbanding lurus dengan kerumitan masalah yang ditimbulkannya. Masalah yang dihadapi dunia saat ini adalah masalah global yang memerlukan penanganan yang berbeda dengan yang telah dilakukan sebelumnya.

“Inilah yang disebut dgn inovasi, melalui individu yang inovatif, maka dapat menyelesaikan Masalah yang dihadapi di sekitarnya, bahkan di dunia saat ini, yakni misalnya dari masalah yang bersifat multi sektoral dan memiliki kaitan satu sama lainnya. Masalah yang kompleks tersebut tidak lagi dapat diatasi hanya dengan menggunakan satu disiplin atau pendekatan saja, tapi penggabungan berbagai disiplin ilmu, inilah yang disebut dengan Multidisipliner keilmuan.

“Masalah paling penting yang dihadapi manusia di era globalisasi ini adalah masalah kompleksitas yang dicirikan dengan ketidak menentuan, multiperspektif dan proses saling keterkaitan antara satu sama lain. Sebagaimana yang dianjurkan oleh UNESCO, perlu berperan serta secara aktif dalam mencari solusi yang terbaik dalam menghadapi masalah global yang ada saat ini. Kita perlu mencari pendekatan baru yang lebih baik untuk mengatasi masalah global yang bersifat multi sektoral,” ungkap Prof. Novi.

Menurutnya, ada empat isu utama tentang masalah-masalah yang kerap dibahas dan memerlukan pendekatan multisektoral yaitu: 1) Agresi manusia; 2) Distribusi sumberdaya secara harmonis; 3) Perkembangan pandangan dunia yang bersifat antroposentrik; dan 4) Realisasi potensi dan pemberdayaan manusia melalui pendidikan.

“Oleh karena itu mengetahui dan memahami seluk beluk tersebut, dunia pendidikan sangat dianjurkan untuk menerapkan pendidikan Kolaborasi Multidisiplin dan interdisiplin guna mendapatkan pengetahuan yang menunjang perkembangan ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan baik sebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk social”

“Memahami konsep Multidisiplin dan interdisiplin merupakan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah kompleks dan urgensi pendidikan sebagai ilmu. Pendidikan tinggi di era revolusi indusrtri 4.0 dan nanti di era Five point zero (5.0) harus sangat kuat dalam kolaborasi multidisiplin. Harus berbasis sains terapan dan teknologi untuk meraih kemajuan yang lebih besar,” ucap Kaprodi S3 Ilmu Pendidikan PPs UNG.

Lebih jauh, Prof. Novi menjelaskan, inovasi pendidikan di era globalisasi ini sangat penting memahami MULTIDISIPLINer ilmu, yaitu studi dimana antara satu disiplin dan disiplin lain disejajarkan secara integratif, Multidisiplinaritas adalah pendekatan dimana dua atau lebih disiplin digunakan dan dapat memecahkan masalah atau solusi.

“Kalau dulu kita mengenal (juxtaposistion of disciplines), dimana masing-masing disiplin menawarkan sudut pandangnya masing-masing tapi tidak ada upaya untuk memadukannya. tidak ada kerjasama antara satu disiplin ilmu dengan disiplin yang lain. Sebagai contoh, dalam suatu institusi katakanlah bidang/divisi teknologi informasi. Disitu terdapat ahli teknologi informasi, ahli teknologi pendidikan, ahli ekonomi”

“Dalam memahami dan memecahkan masalah kantornya, mereka menganalisis masalah sendiri-sendiri berdasarkan perspektif keilmuannya masing- masing, tanpa integrasi, maka sekarang untuk kajian Multidisipliner dalam inovasi pendidikan global penting  digabungkan jadi  terintegrasi satu sama lainnya. Nampaknya, hal ini merupakan contoh fakta nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga setiap permasalahan kompleks dapat dipecahkan secara komprehensif,” jelasnya.

Diakhir penyampaiannya, Ketua Forhati Kota Gorontalo itu mengatakan, pentingnya CROSS-DISIPLIN yaitu suatu studi dimana satu disiplin dipandang dari beberapa sudut pandang disiplin lain, sehingga akan sejalan dgn MULTIDISIPLIN yaitu studi dimana antara satu disiplin dan disiplin lain disejajarkan.

Leave a Comment