fip.ung.ac.id, Gorontalo – Tim kerja pembangunan Zona Integritas Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melakakun rapat tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi (Monev) pengisisan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) oleh tim penilai eksternal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti Kemdikbudristek), Selasa (02/02/2023) lalu.
Rapat hasil penilaian eksternal pengisian LKE Zona Integritas yang berlangsung di aula FIP UNG, pada Rabu (08/09/2023) ini turut dihadiri oleh Ketua Tim Kerja Pembangunan Zona Integritas, Dekan, para Wakil Dekan, Ketua Penjaminan Mutu Fakultas, serta para dosen dan tendik yang tergabung dalam tim kerja ZI FIP UNG.
Dekan FIP UNG Dr. Arwildayanto, M.Pd mengatakan, terkait dengan dokumen ZI yang dikirim ke Kementerian, mulai dari area 1 manajemen perubahan area 2 sampai dengan area 6 yang menjadi masukan para asesor, hari ini dilakukan review kembali terhadap masukan-masukan itu. Fakultas diberi waktu sampai bulan Maret 2023 untuk memperbaiki dan dokumen tersebut akan dikirim kembali pada 18 Maret ini.
“Oleh sebab itu, kita berharap dokumen yang kita kirim sudah betul-betul sempurna, karena memang diberikan waktu satu kali perbaikan, jadi tidak ada lagi perbaikan yang kedua. Oleh sebab itu, hari ini kita melakukan telaah dari masing-masing area ini. Jadi, secara teknis nanti kegiatan rapat ini tentu akan dipimpin langsung oleh ketua tim kerja zona integritas.
“Sebelum kegiatan rapat ini dipimpin oleh ketua zona integritas fakultas, saya mengucapkan terima kasih kepada segenap tim kerja yang sudah bekerja dengan baik. Sebenarnya penugasan zona integritas ini diberikan kepada fakultas ilmu pendidikan merupakan satu langkah bagus bagi kita, sekaligus sebagai komitmen kita dalam bekerja,” ujar Arwildayanto.
Arwildayanto mengatakan, bekerja itu kalau menurut definisinya bukan hanya sekedar mendapatkan keuangan atau mendapatkan penghasilan. Definisi kerja itu kalau di dalam taksonomi bloom itu ada ditingkat rendah. Karena memang bekerja hanya sebagai kewajiban sebagai manusia, itu orang bekerja semua.
“Semua orang bekerja, tapi hanya sekedar menggugurkan kewajiban. itu tingkat level yang terendah. Jadi kita tidak mendapatkan apa-apa ketika kita mau melakukan aktualisasi diri, melakukan suatu pencapaian yang ingin kita lakukan bahwa sebagai manusia kita bukan hanya sekedar tinggal di dunia ini, tapi sekaligus nanti mempersiapkan diri kita untuk hidup kekal di akhirat nanti”
“Jadi definisi kerja yang sesungguhnya adalah, kerja itu adalah ibadah. Jadi oleh sebab itu, mari kita dorong, mari kita rubah komitmen kita, rubah pandangan kita, rubah mindset kita, rubah cara berpikir, bahwa kerja itu bukan hanya sekedar menghasilkan gaji, menghidupi anak dan istri dan keluarga, tapi bagaimana mengaktualisasikan diri kerja itu adalah dalam rangka ibadah kita,” ucapnya.
Membuang ranting di jalanan aja, kata Arwildayanto, adalah sebuah ibadah, apalagi kalau kita kerja melayani dengan sungguh-sungguh, semua orang yang patut kita layani, itu ibadah. Barangkali ibadah-ibadah seperti itu juga yang akan mengantarkan kita kelak pada kehidupan sesungguhnya yang kita harapkan.
“Jadi oleh sebab itu, kami mengetuk, mengajak, mari kita sama-sama memperbaiki komitmen kita, agar kita bisa melayani dengan sesungguhnya, dengan sesungguh hati yakni dalam rangka melakukan perubahan. Jadi Zona integritas ini seperti itu, memang apa yang disampaikan oleh ibu Maryam, susah berubah”
“Memang betul, sedangkan Nabi saja berdakwah, mensyiarkan agama Allah itu susah, apalagi kita hanya sebagai manusia biasa. Merubah karakter, merubah habituasi yang sudah mapan itu memang susah, dan saya sudah melihat betapa susahnya Ibu Maryam dan teman-teman dengan tim kerja, merubah kita yang ada di fakultas ilmu pendidikan itu ke arah yang lebih baik,” ucapnya lagi.
Dirinya yakin dan optimis, bahwa kita bisa berubah, tapi dalam waktu yang panjang, dalam waktu yang tidak singkat, tidak instan. Jadi oleh sebab itu, kita yakin rasa optimis kita masih ada, Insya Allah perubahan itu akan bisa kita capai ke arah yang lebih baik.
“Memang dalam rencana strategi kami sebagai pimpinan fakultas, di empat tahun kerja kami yang akan berakhir bulan Oktober nanti, memang ada harapan untuk membawa teman-teman ke luar negeri untuk melihat bagaimana cara kerja teman-teman atau orang-orang yang ada di luar negeri, salah satunya adalah Jepang.
“Tetapi, karena memang pembiayaan kita yang sangat terbatas, tahun ini juga anggaran kita terjadi penurunan yang sangat signifikan juga, kelihatannya rencana untuk itu sulit untuk diwujudkan. Jadi, kalau kita melakukan studi komparatif ke Jepang mungkin semakin jauh untuk bisa dilaksanakan,” jelasnya.
Arwildayanto berharap, semoga dengan anggaran yang tersedia, Insya Allah kita bisa ke Jogja di bulan September dalam rangka pelaksanaan FIP JIP. Jadi kalau untuk FIP JIP, kita sudah alokasikan anggarannya. Sehingga Insya Allah teman-teman dosen termasuk tendik dan mahasiswa juga, nanti bisa ikut ke Jogja.
“Bagi mereka yang sudah betul-betul menyiapkan diri untuk ikut kompetisi kegiatan kemahasiswaan itu. Mahasiswanya, termasuk teman-teman dosen yang menyiapkan artikel. Kita akan bekerja sesuai dengan area masing-masing, nanti kita akan duduk. kita akan preteli masing-masing area ini apa yang bisa kita kerjakan, mari kita keroyokan, mari budaya huyulanya betul-betul kita implementasikan dengan baik,” tandasnya.