fip.ung.ac.id, Gorontalo – Prof. Dr. Sitti Roskina Mas, M.Pd, MM mendorong calon wisudawan dan wisudawati Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) untuk selalu menumbuhkan mental entrepreneur muda, sebagai kunci sukses berkompetisi di era society 5.0. Hal ini dismpaikannya dalam orasi ilmiah pada kegiatan pengukuhan dan ramah tamah lulusan sarjana di lingkungan FIP UNG periode semester genap Tahun Akademik 2022/2023, bertempat di Grand Sumberia Ballroom Gorontalo, Kamis (23/2/2023).
Guru Besar Tetap pada Program Studi Manajemen Pendidikan FIP UNG itu mengatakan, materi dalam orasi ini merupakan bagian dari kajian kewirausahaan yang selama ini ditekuni, baik sebagai pengajar ataupun peneliti yang terkait dengan kewirausahaan pendidikan. Pengalaman ini kemudian melahirkan ilmu-ilmu yang berguna bagi saya pribadi, menjadi motivasi sejati bagi dirinya untuk terus melangkah mencapai impian-impian, karena memang sejatinya kita semua perlu memiliki mental entrepreneur.
“Mental entrepreneur bukan hanya dimiliki oleh pebisnis tetapi milik semua orang yang menginginkan kesuksesan dalam kehidupannya. Tilaar (2009) menyatakan jiwa kewirausahaan bukan hanya milik pebisnis tetapi kewirausahaan adalah milik setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif yang menginginkan adanya perubahan dan nilai tambah termasuk peningkatan mutu pendidikan. Sikap entrepreneur bukan hanya dalam bidang ekonomi dan bisnis tetapi juga untuk semua aspek kehidupan”
“Melalui pembelajaran kewirausahaan diajarkan untuk mengembangkan keterampilan unik melalui kreatifitas dan inovasi, keberanian memulai usaha, keberanian mengambil resiko, pantang menyerah, kepemimpinan, keyakinan untuk berhasil, berpikir positif, dan berpikirout of the box. Semua nilai-nilai ini sangat penting dan diperlukan untuk mewujudkan manusia-manusia kuat, tangguh, memiliki daya juang yang tinggi, memiliki mental petarung agar tetap eksis dan bertahanmenghadapi era perubahan yang begitu cepat, bergejolak, penuh ketidakpastian, sangat kompleks, dan membingungkan terutama dalam dunia bisnis (yang dikenal dengan era VUCA) dan era Disrupsi yang telah merubah tatanan kehidupan secara meluas sehingga memicu inovasi dan perubahan secara massif,” ujarnya.
Prof. Sitti Roskina Mas mengatakan, entrepreneurship atau kewirausahaan selalu menarik untuk dikaji dalam berbagai sudut pandang, baik sebagai akademisi, praktisi bisnis hingga politisi. Kewirausahaan selalu menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan, didiskusikan dan bisa menarik minat banyak orang. Jika dikaitkan dengan perekonomian bangsa, maka tak pelak lagi kewirausahaan harus disebarluaskan secara terencana dan terprogram mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, bahkan sampai perguruan tinggi. Kewirausahaan harus diaplikasikan kesegala kalangan terutama generasi muda yang akan bersaing di bursa kerja yang sangat kompetitif di era society 5.0.
“Kewirausahaan akan berhubungan erat dengan kemajuan sebuah negara. Jumlah wirausahawan bisa dijadikan sebagai indikator keunggulan dan daya saing suatu negara, tapi sayangnya kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa di Indonesia, jumlah wirausahawan masih jauh dari target yang diharapkan. Bapak Presiden R.I. Joko Widodo menargetkan 14% jumlah penduduk yang berwirausaha, sedangkan kondisi saat ini masihbaru bisa tercapai pada angka sekitar 3%.Oleh karena itu, pembangunan kewirausahaan merupakan masalah yang mendesak bagi kesuksesan ekonomi di Indonesia(mediaindonesia.com, 2020)”
“Mwasalwiba (2010) mengemukakan tiga hal terkait tujuan pendidikan kewirausahaan yaitu: mendidik untuk kewirausahaan (educating for), mendidik mengenai kewirausahaan (educating about), dan mendidik melalui kewirausahaan (educating in or through). Mendidik untuk kewirausahaan berarti pendidikan diarahkan untuk menciptakan wirausaha yaitu individu yang mengkreasi usaha baru. Mendidik mengenai kewirausahaan berarti pendidikan ditujukan untuk memahami kewirausahaan sebagai sebuah fenomena sehingga individu dilatih untuk memiliki sensitivitas di dalam komunitas. Adapun Mendidik melalui kewirausahaan ditujukan agar individu menjadi lebih inovatif di perusahaan atau tempatnya bekerja. Secara garis besar tujuan pendidikan kewirausahaan adalah untuk menstimulasi keterampilan berwirausaha, meningkatkan semangat, sikap dan budaya kewirausahaan, berkontribusi kepada masyarakat dan menciptakan usaha rintisan,” ucapnya.
Saat ini, kata Prof. Roskina, kewirausahaan sangat penting karena menunjukkan adanya inovasi yang diciptakan dan dikembangkan. Dengan demikian, mahasiswa memiliki kemandirian untuk berusaha meningkatkan taraf hidupnya. Di samping itu, kewirausahaan juga memunculkan persaingan bisnis. Hal ini sejalan dengan program merdeka belajar Wirausaha Merdeka yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan mental kewirausahaan mahasiswa. Melalui implementasi Wirausaha Merdeka sebagai program yang strategis ini akan bermanfaat untuk membantu mahasiswa mengembangkan kewirausahaan terutama untuk meningkatkan kompetensi manajerial, finansial, adaptasi teknologi, aktualisasi kreativitas, praktek produk inovatif, kemampuan berkomunikasi, bermitra, berkolaborasi, beradaptasi hingga pengembangan kemampuan dalam menciptakan dan memasarkan produk dan jasa yang dapat berguna bagi masyarakat.
“Mahasiswa diharapkan aktif dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi kewirausahaan dengan mengikuti berbagai program terbaik yang telah direncanakan oleh perguruan tinggi. karena melalui berbagai kegiatan kolaboratif dengan masyarakat, dunia usaha, dan industri diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam kepemimpinan, pemecahan masalah, berpikir kritis, kerja sama, dan soft skills lainnya yang sangat dibutuhkan di masa depan. Tren saat ini sangat dibutuhkan SDM yang kreatif, kompetitif, adaptif serta pandai dalam merealisasikan kreatifitasnya. Untuk itu, Pendidikan tinggi sebagai garda terdepan penyiapan kualitas SDM masa depan dituntut menghadirkan pembelajaran yang berkualitas, membuat program-program strategis, menyediakan unit-unit usaha (profit center) sebagai wadah berlatih mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan kreatifitas dan profesionalisme”
“Selain itu, badan inovasi dan inkubator bisnis perlu didirikan agar mampu membekali lulusan dengan kompetensi komprehensif meliputi aspek hard skill dan softskill untuk dapat melahirkan generasi-generasi masa depan yang kompeten, kreatif, inovatif, tangguh, dan kompetitif di era society 5.0 (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, 2022). Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membangun SDM dalam rangka menghadapi persaingan dunia digital yang luar biasa. Untuk itu, dibutuhkan revitalisasi dan penguatan karakter agar SDM Indonesia mampu beradaptasi denganteknologi (digitalisasi),” imbuhnya.
Lebih jauh, Prof. Roskina menyampaikan, saat ini memang diakui bahwa untuk membangun perekonomian negara, sangat dibutuhkan banyak usahawan-usahawan muda yang inovatif, kreatif dan punya semangat pantang menyerah.Beberapa PTN dan PTS di Indonesia telah banyak melahirkan startup suksesgenerasi muda yang memanfaatkan teknologi untuk strategi bisnisnya antara lain: Achmad Zaky, dkk pendiri Buka Lapak, Ferry Unardi CEO Traveloka, Raynazran Royono CEO Snapcart, Marshal Tegar Utoyo Co-Founder Fabelio, William Tanuwijaya pendiri Tokopedia, Edy Budiman pendiri Dewaweb, Kevin Osmond (Printerous), Michael Jovan Sugianto (TaniHub), Jeff Hendrata (Karta.id), Jefriyanto dan Ricky Winata (Payfazz), para co-founders Modalku, Raynold Wijaya dan Kelvin Teo, Lukman Sungkar, dkk yang merupakan founder Flip dan masih ada yang lainnya termasuk Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita saat iniyang merupakan founder dari GOJEK (Kasih, 2022).
“Semoga para tecnopreneur muda ini dapat menginspirasi pada generasi muda (terutama pada lulusan sajana perguruan tinggi) karena memang sudah saatnya untuk mandiri, saatnya mendapatkan CUAN, dan keluar dari zona nyaman. Galilah potensi diri masing-masing, karena semua manusia punya potensi yang sudah di anugerahkan Oleh Allah SWT untuk dikembangkan.Allah sudah menganugerahkan kepada manusia potensi keimanan, kecerdasan, keterampilan, dan keperibadian (akhlak). Kesuksesan seseorang sangat tergantung pada kemampuannya mengelola potensi diri. Masaong (2022) menyatakan kesuksesan akan ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu melalui kesempatan ini saya mengajak adik-adik sebagai generasi muda pemilik masa depan untuk selalu mensinerjikan 3 hal penting dalam diri, yakni kemauan, kemampuan, dan keterampilan untuk memanfaatkan potensi sumber-sumber daya yang cukup banyak tersedia di kawasan/ lingkungan kita. Manfaatkanlah peluang itu, ciptakanlah usaha yang baru untuk bisa memberikan manfaat baik kepada diri sendiri, orang lain, ataupun masyarakat luas”
“Marilah menjadi bagian darientrepreneur muda yang akan mengisi bonus demografi Indonesia untuk memberikan keuntungan ekonomi bagi bangsa dan Negara yang kita cintai. Untuk menyemangati adik-adik dihari bahagianya ini saya akan menyampaikan duaQuotes yang sangat menginspirasi: Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu, itulah kunci dalam berbisnis. Orang yang sukses bukan mereka yang tidak pernah gagal, namun mereka yang gagal akan berkata akan saya coba lagi. Peganglah kuat-kuat kata bijak ini Insya Allah kesuksesan akan menjadi bagian dari kehidupan adik-adik… Amiin ya Rabbul Alamin,’ pungkasnya.