fip.ung.ac.id, Gorontalo – Menjadi narasumber pada kegiatan Guest Lecture atau kuliah dosen tamu yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi S1, S2, dan S3 Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Dr. Arwildayanto, M.Pd menyampaikan materi tentang “Kepemimpinan Pendidikan Digital sebagai Transformasi Pengelolaan Lembaga Pendidikan di Era VUCA”, bertempat di Aula FIP Unesa, Sabtu (04/03).
Menurutnya, transformasi lembaga pendidikan di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) ini juga berdampak ke seluruh jenis organisasi. Sebgaimana disitir oleh Victor Yashadana, VUCA merupakan istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh US Army War Collage untuk menggambarkan sebuah keadaan dunia yang makin rentan, tidak pasti, rumit dan membingungkan sebagai dampak multilateralisme dunia pasca Perang Dingin.
“VUCA dalam organisasi harus siap dan sigap beradaptasi, baik dari segi kreativitas, inovasi, mindset, teknologi, hingga leadership adalah merupakan factor penting,” ujar Arwildayanto.
Arwildayanto mengatakan, telah menjadi tren dan perbincangan hangat, dan bisa di implementasikan sebagai salah satu adaptasi organisasi dalam menghadapi era VUCA ini adalah melalui Kepemimpinan Digital.
“Definisi Kepemimpinan Digital ini yaitu kepemimpinan yang timbul seiring dengan adanya perkembangan lingkungan berbasis digital. Artinya, bentuk kepemimpinan ini mendayagunakan digital dalam strategi pencapaian tujuan organisasi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dekan FIP UNG itu menjelaskan, terdapat tujuh (7) pilar pendukung dalam kepemimpinan digital antara lain: berpartisipasi & membangun ekosistem capaian tujuan organisasi, berpikir progresif, inovatif, kreatif, memahami teknologi masa kini, berpikir masa depan, vsioner.
“Selanjutnya, membangun komunikasi efektif, membangun jejaring dengan pemangku kepentingan, bersikap bijak terhadap perkembangan teknologi, serta mampu menilai dan mengambil keuntungan dari big data,” jelasnya.
Selain itu, kata Arwildayanto, terdapat pula tujuh (7) keterampilan yang harus dimiliki dalam kepemimpinan digital yakni sikap digital, kemampuan kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi, keterampilan membangun tim, keterampilan bersosial, keterampilan manajemen perubahan, dan keterpercayaan.
“Adapun kunci sukses dalam merespon situasi VUCA yang saat ini terus terjadi adalah dengan menerapkan executive & supervisory board visibility atau memiliki kekuatan visi dan komitmen untuk mendorong perubahan dari atas ke bawah”
“Selain itu, kita juga harus focus on digital as score of the role yaitu dengan melakukan transformasi dalam jangka waktu 2 sampai 5 tahun, selanjutnya objectives control yaitu menghubungkan trasnformasi digital dengan sasaran atau tujuan organisasi yang terukur,” ujarnya.