fip.ung.ac.id, Opini – Istilah “afirmasi” mungkin bagi sebagian kalangan masih terdengar asing. Namun secara sadar atau tidak sadar, istilah ini sangat dekat bahkan dilakoni dalam keseharian setiap orang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) afirmasi didefinisikan sebagai penetapan yang positif, penegasan, peneguhan. Pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh (di bawah ancaman hukum) oleh orang yang menolak melakukan sumpah.

Dalam pengertiannya, afirmasi merupakan suatu kata-kata, ucapan dan pernyataan diri sendiri (self talk) untuk memunculkan atau merangsang sesuatu yang diinginkan agar bisa terjadi. Juga, afirmasi merupakan upaya berupa mengarahkan pikiran dengan cara berbicara pada diri sendiri guna membangkitkan kemampuan dan potensi diri sehingga mampu menyelesaikan suatu pekerjaan, meraih prestasi, unggul dan atau meraih sukses.

Dalam definisi yang lain, afirmasi dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam mengarahkan pikiran agar tetap dalam kondisi yang baik dan terhindar dari situasi serta kondisi yang tidak diinginkan.  Untuk mewujudkan hal itu, maka pikiran seakan memberi penegasan dengan berkata pada diri sendiri (self talk) seperti “saya sehat” “saya tidak boleh sakit”, saya harus sehata  atau “saya bisa”, “saya harus menang” saya pasti juara dan sebagainya. Itulah sebabnya, afirmasi hanya dikenal dan digunakan pada aspek-aspek positif saja atau afirmasi positif untuk mengeliminir energi negatif.

Dari pengertian tersebut, maka afirmasi positif berhubungan erat dengan pikiran dan kejiwaan untuk memperkuat mentalitas dan rasa percaya diri seseorang guna meraih produktifitas serta perubahan ke arah  yang lebih baik. Dengan demikian, afirmasi positif sangat penting untuk dipraktekkan oleh setiap orang sebagai spirit untuk  melahirkan inspirasi dan menjadi pengingat sederhana agar lebih fokus dan berkonsentrasi penuh pada satu tujuan yang hendak dicapai. Afirmasi positif, juga dapat dimaknai sebagai tindakan untuk mencegah pikiran-pikiran negatif yang dapat memunculkan energi negatif.

Dalam salah satu prakteknya, afirmasi positif misalnya dilakukan oleh seseorang yang hendak mengikuti atau menghadapi sebuah pertandingan maupun lomba. Untuk meraih juara, ia berdiri di muka cermin sembari  berkata pada dirinya sendiri “saya harus bisa”, “saya harus menang”, “saya pasti bisa” dan sebagainya. Bahkan seseorang yang cenderung merasa ragu akan kemampuannya, tidak percaya diri tampil di depan orang banyak misalnya, maka terapi berdiri di depan cermin sambil berlatih mengamati mimik wajah dan gerakan tubuhnya patut dilakukan.

Meski demikian, afirmasi positif tidaklah berdiri sendiri, melainkan harus ditunjang oleh aspek-aspek penunjang lainnya. Sebagai contoh, untuk menjadi pribadi yang memiliki mental yang kuat dalam menghadapi sebuah pertandingan misalnya, tidak cukup hanya berkata-kata pada diri sendiri “saya bisa”, saya harus menang” “saya pasti bisa”, tapi juga harus ditunjang oleh latihan demi latihan yang intens. Ketika seseorang hendak ingin meraih juara di sekolah atau ingin memenangkan sebuah kompetisi misalnya, maka selain melakukan self talk untuk membangkitkan rasa percaya diri, juga harus ditunjang oleh aspek lainnya seperti rajin belajar, rajin membaca, disiplin dalam berlatih dan sebagainya.

Demikian juga, ketika seseorang mulai merasakan gejala sakit, maka untuk melawan dirinya agar tidak sakit, maka tidak cukup hanya berkata-kata pada dirinya sendiri “saya tidak boleh sakit, saya harus sehat”, melainkan harus ditunjang oleh upaya-upaya berupa tindakan preventif agar ia tidak jatuh sakit.

Afirmasi positif dengan begitu, merupakan prinsip-prinsip dasar“para pemenang”. Sangat jarang terjadi, seseorang yang tidak percaya diri atau “bermental krupuk” dapat memenangkan sebuah kompetisi atau unggul dalam bidang-bidang tertentu. Bahkan dengan afirmasi positif, seseorang akan bangkit berbenah diri, menyingkirkan berbagai energi dan pengaruh negatif yang ada pada dirinya.

Selain self talk, sumber afirmasi positif  yang juga penting menjadi rujukan, adalah “menghimpun kata-kata motivasi” yang dapat merangsang naluri menjadi pemenang. Di institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) misalnya, terdapat untaian kalimat “Lebih baik mandi keringat di medan latihan dari pada mandi darah dalam medan perang”. Ungkapan ini termasuk bagian dari afirmasi positif untuk merangsang semangat dan tekad berlatih.

Jika dicermati, kehidupan di dunia ini identik dengan “kompetisi”. Di manapun, kapan pun dan siapapun selalu diperhadapkan pada situasi dan kondisi agar bagaimana “bertahan hidup”, bagaimana menjaga eksistensi diri  dan sebagainya. Oleh karena itu,  afirmasi positif dengan self talk tidak hanya berdiri satu arah atau pada satu dimensi belaka, tapi juga merujuk pada dimensi yang lain. Artinya, afirmasi positif, tidak hanya berbicara pada tentang keunggulan diri atau tentang sesuatu yang diinginkan,  tapi juga aspek-aspek lainnya yang mengandung muatan konstruktif.

Kesimpulannya, afirmasi (positif) sebenarnya adalah tindakan untuk mengandalkan “kekuatan pikiran”. Yakni kemampuan untuk menarik sebuah energi positif dan mengeluarkan energi negatif. Afirmasi positif dengan berbicara pada diri sendiri tentang apapun yang baik-baik, bagaimanapun dapat membangkitkan alam bawah sadar” agar meraih apa yang diinginkan dan menghindari apa yang tidak diinginkan.

Dalam teorinya, kekuatan pikiran, terdiri dari 2 jenis, yakni kekuatan pikiran alam sadar dan alam bawah sadar. Menurut hasil penelitian, kekuatan pikiran alam sadar hanya mampu mempengaruhi 12 persen dalam mengendalikan kemampuan seluruh tubuh dan energi seseorang. Sementara pikiran alam bawah sadar manusia justru memiliki 88 persen andil dalam mempengaruhi seluruh tubuh seseorang. Oleh karena itu, afirmasi positif dengan self talk  tentang apapun yang diinginkan, baik berupa cita-cita, harapan, obsesi, kata-kata bijak, kata-kata motivasi patut dilakukan. Karena sesungguhnya, anda adalah apa yang anda selalu pikirkan”. Selamat  mencoba. (***)

Penulis adalah Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Ketua TP-PKK Kabupaten Gorontalo, Ketua PGRI Kabupaten Gorontalo, Ketua ICMI Kabupaten Gorontalo, Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten Gorontalo, Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Gorontalo.

Leave a Comment