fip.ung.ac.id, Gorontalo – Dalam rangka meningkatkan capaian pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan efektif bagi dosen, Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I.,M.Pd didaulat sebagai narasumber workshop penyusunan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis Outcome Based Education (OBE), Sabtu (02/09/2023), di Universitas Bina Taruna Gorontalo.
Guru Besar Manajemen Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu mengatakan, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Bina Taruna Gorontalo mengadakan workshop bagi para dosen-dosen program studi S1 Teknik Sipil, Arsitektur dan Perencanaan Wilayah mengenai kurikulum berbasis OBE.
“Pada kesempatan tersebut saya menyampaikan materi mengenai pembuatan CPL, indikator kinerja CPL, CPMK, dan rubrik dan juga materi mengenai evaluasi pembelajaran dan portofolio mata kuliah program sarjana serta RPS”
“Kurikulum OBE sendiri merupakan kurikulum yang berfokus pada pencapaian pembelajaran dimana pendidikan tidak hanya berpusat pada materi yang harus diselesaikan namun juga outcome. Secara sederhana, kurikulum ini menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, efektif, serta interaktif,” ujar Prof. Rahmat kepada Humas FIP, Selasa (05/09/2023).
Menurutnya, Outcome Based Education (OBE) atau pendidikan berbasis capaian adalah sistem pendidikan yang fokus pada usaha untuk memastikan bahwa mahasiswa berhasil mencapai capaian yang telah ditetapkan. Kerangka dasar OBE dimulai dengan menetapkan apa yang harus dicapai oleh mahasiswa, yang disebut dengan capaian pembelajaran.
“Rumusan capaian pembelajaran ini disusun dalam kurikulum yang menjelaskan bagaimana mahasiswa mencapai outcome tersebut. Tahap selanjutnya adalah menyusun standar untuk mengukur capaian pembelajaran mahasiswa melalui proses learning and teaching. Tahap ini ditindaklanjuti dengan penyusunan evaluasi dan assessment dan diakhiri dengan pengukuran kualitas pencapaian dari outcome yang sudah dirumuskan”
“OBE focus pada pencapaian pembelajaran. Penyusunan kurikulum berbasis OBE harus disesuaikan dengan Visi Misi dan Filosofi Perguruan Tinggi. Program Studi kemudian merumuskan profil lulusan, yang berisi tujuan pendidikan program studi. Profil luusan kemudian dibreakdown ke dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), yaitu kemampuan yang dimiliki oleh setiap lulusan yang merupakan internalisasi dari sikap, penguasaan pengetahuan dan keterampilan,” jelasnya.
Ketua Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (P-ADRI) wilayah Gorontalo itu mengatakan, CPL ini kemudian dijabarkan ke dalam Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), yaitu kemampuan yang dibebankan pada setiap matakuliah. CPMK kemudian dijabarkan lagi menjadi lebih spesifik dalam sub-CPMK yang dapat diukur atau diamati.
“Rumusan CPL, CPMK dan Sub-CPMK tertuang dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS), yaitu dokumen perencanaan pembelajaran yang disusun sebagai panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan selama satu semester untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Fungsi RPS ini adalah: (1) sebagai panduan dosen dalam pembelajaran; (2) untuk menjamin ketercapaian SKL/CPL; (3) sebagai panduan mahasiswa dalam belajar; (4) memberikan transparansi dan akuntabilitas pembelajaran”
“Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPS berbasis OBE adalah keselarasan antara CPL-CPMK-SUBCPMK. CPL merupakan Expected Learning Outcomes (ELO) yang bersifat umum dan ditetapkan oleh Prodi. Penyusunan CPL harus mengacu pada ketentuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang SN-DIKTI,” ujarnya.
Ia menambahkan, SKL ini merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.CPMK atau Course Learning Outcomes (CLO) bersifat spesifik sesuai focus kajian matakuliah. Kemampuan akhir yang direncanakan dalam setiap tahap pembelajaran disebut SUBCPMK atau Lesson Learning Outcomes (LLO).