FIP UNG

Dosen FIP menjadi narasumber pada Coaching PPK Ormawa dan PKM PM UNG

fip.ung.ac.id-Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar kegiatan Coaching PPK Ormawa dan PKM PM Tahun 2025 secara luring di Aula UPA PKK UNG pada Senin, 21 Juli 2025. Kegiatan ini dirancang sebagai pembekalan penting bagi mahasiswa yang akan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di desa mitra, dengan mengusung tema utama “Membangun Mindset Agen Berdampak: Peran dan Etika Interaksi Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini menjadi ruang refleksi dan penguatan kapasitas mahasiswa sebagai agen perubahan yang beretika, tangguh, dan strategis di lapangan.

Dalam sesi pertama, Haris Danial, S.Pd., MA, dosen pendamping PPK Ormawa dari HMJ Bahasa Inggris, menekankan pentingnya kesiapan mental mahasiswa dalam menghadapi tantangan di masyarakat. Ia menuturkan bahwa realita di lapangan sering kali tidak sesuai ekspektasi, sehingga mahasiswa perlu memiliki ketahanan, komunikasi yang adaptif, serta kemampuan membaca dinamika sosial. “Mahasiswa harus belajar mendengar dan mengamati terlebih dahulu sebelum beraksi. Jangan terburu-buru membawa solusi tanpa memahami masalah lokal secara utuh,” ujarnya.

Wiwit Z. Uno, S.Farm., M.Si, selaku dosen pendamping kelompok PKM PM Farmasi, memberikan perspektif etika dalam konteks pengabdian. Ia mengajak mahasiswa untuk memahami norma, nilai, dan pranata lokal yang hidup di tengah masyarakat. Dalam penyampaiannya, Wiwit menegaskan bahwa keberhasilan program pengabdian tidak hanya diukur dari output kegiatan, melainkan dari bagaimana mahasiswa mampu hadir secara etis dan menghormati budaya lokal. “Etika sosial menjadi kunci keberterimaan. Kalau masyarakat merasa dihargai, maka keterlibatan mereka akan lebih kuat dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara itu, Darmawan Thalib, M.Pd, dosen pendamping PPK Ormawa HMJ Manajemen Pendidikan, berbagi strategi komunikasi efektif dan kolaborasi desa. Ia mendorong mahasiswa untuk tidak sekadar menyampaikan program, tetapi juga membangun hubungan interpersonal yang kuat dengan mitra lokal. “Kolaborasi bukan soal berbagi kerja, tapi membangun kepercayaan dan rasa memiliki. Mahasiswa harus mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra sejajar,” ungkapnya dalam sesi yang interaktif dan penuh contoh kasus.

Menjelang penutupan, MR Payu, S.Pd., M.Si, Kepala Bidang Kreativitas UPA PKK UNG yang sekaligus bertindak sebagai moderator, turut memberikan refleksi materi tambahan. Ia menyoroti pentingnya mindset produktif dan berdampak sebagai pondasi pengabdian. Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa mahasiswa UNG memiliki potensi luar biasa untuk menjadi motor perubahan jika mampu memadukan ilmu pengetahuan dengan empati sosial. “Ilmu yang tidak dibumikan hanya akan menjadi arsip. Pengabdian bukan panggung, tapi proses untuk tumbuh bersama masyarakat,” pesannya menutup sesi coaching dengan semangat penuh inspirasi.

Kegiatan ini menjadi ruang awal untuk membangun kesiapan mahasiswa UNG dalam mewujudkan program pengabdian yang tidak hanya selesai secara administratif, tetapi juga memberi jejak nyata bagi transformasi sosial di desa. Para peserta coaching diharapkan mampu membawa semangat Produktif, Berdaya, Berdampak dalam setiap langkah mereka di tengah masyarakat.

#fipung_zonaintegritas

#reformasibirokrasi

#wilayahbebaskorupsi

#birokrasibersihdanmelayani

#zonaintegritas

#UNGmenujuPTNBH