fip.ung.ac.id, Gorontalo – Peran akademisi dari Universitas Negeri Gorontalo kembali mendapat pengakuan penting. Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan (BK FIP UNG) dipercaya menjadi narasumber utama dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru BK yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 19 Agustus 2025 di Aston Gorontalo Hotel & Villas, dengan rangkaian acara sejak pagi hingga sore hari.
Kegiatan Bimtek secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Ir. Rusli W. Nusi, M.T., M.M. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi guru Bimbingan dan Konseling di tengah dinamika pendidikan saat ini sesuai dengan Program Prioritas Menteri Pendidikan pertama yaitu penguatan pendidikan karakter, agar terwujud pendidikan bermutu untuk semua. “Guru BK memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kesehatan mental siswa. Melalui Bimtek ini, diharapkan kompetensi guru semakin meningkat sehingga mereka mampu memberikan layanan bimbingan dan konseling yang relevan dengan kebutuhan murid,” ujar Rusli Nusi ketika membuka kegiatan tersebut.
Sejak awal acara, suasana berlangsung penuh antusiasme. Para guru BK dari berbagai sekolah hadir untuk mendapatkan materi dari 3 dosen BK FIP UNG yang diundang sebagai narasumber dan satu dosen PTI FT UNG. Mohamad Rizal Pautina, S.Pd., M.Pd. menjadi pembicara pertama dengan materi tentang kompetensi pedagogik guru BK. Dalam paparannya, ia menekankan bahwa kompetensi pedagogik guru BK mencakup pemahaman prinsip-prinsip dasar, penyusunan perencanaan layanan berbasis asesmen kebutuhan siswa, integrasi layanan BK dengan pembelajaran, serta pelaksanaan penilaian dan evaluasi layanan secara berkesinambungan. “Guru BK dituntut tidak hanya mendampingi murid untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami, tetapi juga mampu merancang dan mengelola layanan yang sistematis agar bimbingan dan konseling lebih tepat sasaran,” ungkap Rizal yang juga sebagai Sekretaris Jurusan BK FIP UNG.
Materi berikutnya dibawakan oleh Mohamad Awal Lakadjo, M.Pd. dengan topik strategi menjaga kesehatan mental guru BK. Ia mengingatkan bahwa guru BK di sekolah juga membutuhkan ketahanan psikologis agar mampu menjalankan peran secara optimal. “Kesehatan mental guru BK harus dijaga, karena guru BK yang sehat secara psikologis akan lebih mampu memberikan pendampingan yang bermakna kepada murid,” jelas Lakadjo.
Memasuki sesi siang, Dr. Ilham Khairi Siregar, S.Pd., M.Pd. tampil dengan materi mengenai advokasi program layanan BK di satuan pendidikan. Ia menekankan bahwa guru BK tidak boleh hanya berperan sebagai pelaksana, tetapi juga harus menjadi advokat bagi keberlangsungan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. “Advokasi menjadi kunci agar layanan BK dipandang sebagai bagian penting dalam sistem pendidikan. Guru BK perlu berani menyuarakan kebutuhan program bimbingan dan konseling demi keberlangsungan layanan di sekolah,” tegasnya.
Materi terakhir disampaikan oleh Arif Dwinanto, S.Si., M.Pd., bersama ketiga pemateri sebelumnya yang memaparkan tentang transformasi layanan BK melalui model manajemen layanan konseling di sekolah. Arif dan kawan-kawan menekankan bahwa perubahan layanan BK harus berbasis pada kajian ilmiah dan kebutuhan nyata di lapangan. “Transformasi layanan BK harus berbasis riset, agar model yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan murid dan konteks dalam mendukung manajemen layanan BK di sekolah,” tuturnya.
Sepanjang kegiatan, suasana diskusi berlangsung hangat. Para peserta aktif bertanya dan berbagi pengalaman, sementara para narasumber memberikan jawaban yang aplikatif dan inspiratif. Bimtek ini tidak hanya menjadi forum penyampaian materi, tetapi juga ruang interaksi antara guru dan akademisi, sehingga pengetahuan yang diperoleh terasa lebih dekat dengan realitas di sekolah.
Di akhir kegiatan, Kabid GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Siti Maria Lahidjun, S.Pd, M.Si menutup acara dengan memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia menyampaikan harapan agar ilmu yang diperoleh dapat diimplementasikan secara nyata di sekolah masing-masing. “Bimtek ini bukan sekadar forum pelatihan, melainkan langkah nyata untuk meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Kami berharap hasil kegiatan ini dapat segera diterapkan oleh para guru BK di satuan pendidikan,” ungkapnya dalam sesi penutupan.
Kehadiran dosen BK FIP UNG sebagai narasumber dalam Bimtek ini sekaligus menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Kolaborasi tersebut tidak hanya memperkaya wawasan para guru, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa penguatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah harus melibatkan kontribusi akademisi. Kegiatan kali ini juga merupakan lanjutan kegiatan pada Bimtek yang telah dilaksanakn pada bulan desember tahun 2024. Dengan demikian, Bimtek tahun 2025 ini diharapkan mampu menjadi pijakan penting dalam meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling di Provinsi Gorontalo.







