FIP UNG

AI dan Tantangan Digital Jadi Sorotan dalam Seminar Nasional PGSD FIP UNG

FIP UNG — Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo (FIP UNG) menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Membangun Profesionalisme Guru dalam Menghadapi Tantangan di Era Digital” pada Rabu, 19 November 2025 bertempat di Aula FIP UNG mulai pukul 08.30 WITA. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perkuliahan mata kuliah Profesi Keguruan di SD yang diikuti oleh mahasiswa semester 3 Program Studi PGSD.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan UNG, Dr. Pupung Puspa Ardini, S.Pd., M.Pd., MCE, CFH, Psy, CSHT, Ketua Jurusan PGSD Dr. Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd., M.Pd., M.CE., dosen pengampu mata kuliah Profesi Keguruan di SD Prof. Dr. Rusmin Husain, S.Pd., M.Pd., M.CE., serta para dosen PGSD dan mahasiswa semester 3 PGSD FIP UNG. Seminar menghadirkan narasumber utama Prof. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Rusmin Husain, S.Pd. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dalam mendukung pemahaman mahasiswa terkait profesionalisme guru. Sementara itu, Ketua Jurusan PGSD Dr. Wiwy Triyanty Pulukadang, S.Pd., M.Pd., M.CE. memberikan harapan agar mahasiswa mampu menyerap materi dengan baik, mengingat seminar ini menjadi syarat wajib sebelum mengambil mata kuliah lanjutan.

Wakil Dekan I FIP UNG, Dr. Pupung Puspa Ardini, S.Pd., M.Pd., MCE, CFH, Psy, CSHT, dalam sambutannya menegaskan bahwa digitalisasi bukanlah hal baru, tetapi telah mengalami percepatan terutama sejak pandemi Covid-19. Beliau menyoroti bahwa perkembangan teknologi membawa peluang sekaligus tantangan bagi guru, terutama dalam memastikan pembelajaran tetap relevan dengan tahap perkembangan peserta didik.

“Digital bukan satu-satunya sumber dalam pendidikan, khususnya di sekolah dasar. Guru harus memperhatikan tahapan perkembangan anak, memilih media pembelajaran secara bijak, dan tidak menjadikan anak terlalu bergantung pada teknologi,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya memadukan inovasi digital dengan aktivitas non-digital seperti membaca buku dan eksperimen langsung.

Materi Seminar: Profesionalisme Guru dan Tantangan AI

Dalam pemaparannya, Prof. Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. menegaskan bahwa perkembangan teknologi tidak dapat dihindari, terlebih generasi hari ini tumbuh bersama gawai dan media digital sejak usia dini. Karena itu, peran guru juga mengalami perubahan signifikan.

“Guru tidak lagi cukup hanya menguasai materi, tetapi harus memiliki kepercayaan diri digital (digital confidence) dan memahami bagaimana teknologi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,” jelasnya.

Ia juga menyoroti meningkatnya kompleksitas tantangan yang dihadapi guru, termasuk tuntutan untuk beradaptasi cepat dengan perubahan teknologi serta mengikuti karakteristik pembelajaran yang kini lebih visual, cepat, dan interaktif.

Narasumber kemudian menjelaskan peran kecerdasan buatan (AI) sebagai alat pendukung profesionalisme guru. AI dinilai dapat membantu mempercepat berbagai pekerjaan teknis seperti penyusunan bahan ajar, pembuatan contoh teks, penyediaan variasi latihan, dan analisis tulisan siswa.

“AI hanya alat bantu. Guru tetap menjadi penentu utama dalam proses pembelajaran. Kehadiran AI bukan untuk menggantikan guru, tetapi meningkatkan efektivitas kerja mereka,” tegasnya.

Prof. Sulfasyah juga memaparkan contoh pemanfaatan AI dalam konteks kelas SD berbasis hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan bersama tim dosen Universitas Negeri Makassar. Menurutnya, AI memiliki potensi besar sebagai mitra guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa menghilangkan aspek humanis yang esensial dalam pendidikan dasar.