fip.ung.ac.id, Gorontalo – Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, kita menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas literasi sosial di masyarakat. Era digital yang disertai dengan revolusi informasi telah membawa dampak signifikan dalam setiap aspek kehidupan kita. Kemudahan akses terhadap berbagai sumber informasi, media sosial, dan platform digital membuka peluang besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam dunia pengetahuan. Namun, tidak jarang, kemudahan ini juga membawa dampak negatif, seperti peredaran informasi yang tidak terverifikasi, hoaks, dan polarisasi sosial.
Hal itu dikemukakan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Prof. Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Masyarakat di di Gedung Auditorium UNG, Selasa (24/6).
Dalam pidatonya yang berjudul “Membangun Ekologi Pembelajaran Masyarakat: Desain Transformasional Menuju Literasi Sosial yang Berkelanjutan” membahas tentang pemenang dan pecundang dalam abad ini bukan akan ditentukan oleh kehebatan teknologi itu sendiri, melainkan ditentukan oleh kemampuan sederhana teknologi untuk menyebarkan informasi (dalam bentuk apapun) di mana dan kapanpun ia berada maupun diperlukan. Pada lima tahun terakhir, kita ketahui bahwa kemampuan teknologi informasi mendorong peristiwa dramatis, pembagian informasi global dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI) membentuk sebuah kekuasaan yang mempengaruhi persepsi dan prilaku sosial manusia itu sendiri, bisa jadi akan menjadi candu serta ketergantungan pada teknologi tersebut”.
Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, S.T., M.T., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa gelar guru besar merupakan pencapaian tertinggi dalam karier akademik seorang dosen, sekaligus amanah besar untuk terus memberi manfaat seluas-luasnya.
“Semoga pencapaian dan anugerah guru besar ini akan memberikan manfaat bukan hanya buat UNG tetapi juga kontribusi buat pengembangan daerah Gorontalo, kawasan Teluk Tomini maupun bangsa dan negara,” ujar Rektor.
Prof Eduart juga mengatakan bahwa “hari ini Universitas Negeri Gorontalo mengukuhkan 11 Guru Besar dalam bentuk orasi ilmiah dan Alhamdulillah tumbuh kembang UNG hari ini dari 1000 dosen yang dimiliki oleh UNG telah bergelar Guru Besar sebanyak 71 Guru Besar, tentu pencapaian ini bukan sesuatu hal yang mudah melainkan melalui perjalanan panjang, penuh ketekunan, dan perjuangan bertahun-tahun.”
Sementara itu Dekan FIP UNG, Prof. Dr. Arwildayanto, S.Pd., M.Pd menyampaikan apresiasi dan merasa bersyukur atas pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd, beliau mengungkapkan bahwa “pertama tentu kita melihat bahwa pengukuhan ini sebagai bentuk apresiasi dari Universitas terkait dengan jenjang akademik yang beliau raih yakni Guru Besar sehingga patut beliau untuk dikukuhkan menjadi Guru Besar tetap UNG, kedua dari sisi pengembangan dan kapasitas keilmuan tentu kami berharap beliau semakin percaya diri sebagai tokoh pendidik dibidang Pendidikan Masyarakat sehingga beliau bisa berkontribusi dalam pengembangan ilmu maupun persoalan pendidikan masyarakat di Provinsi Gorontalo dan terakhir kami juga berharap dengan pengukuhan ini menjadi motivasi dosen yang lain untuk meraih jenjang akademik yang sama dengan beliau. Oleh sebab itu bagi dosen yang sudah Pendidikan Strata 3/Dr, lektor kepala dan eligible untuk segera mengurus dokumen-dokumen yang dipersyaratkan”
Ketua Jurusan Pendidikan Masyarakat juga merasa bersyukur dan bangga atas pencapaian gelar tertinggi Prof. Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd, beliau menyampaikan bahwa “Kehadiran Prof. Hamid menambah kekuatan baru bagi Prodi Pendidikan Masyarakat dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan Masyarakat yang transformasional menuju Literasi Sosial berkelanjutan”