FIP UNG

Jadi Narasumber Kuliah Umum di Universitas Negeri Makassar, Prof. Rahmat Beri Penguatan Lulusan dengan Literasi Edupreneur

fip.ung.ac.id, Gorontalo – Guru Besar Manajemen Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I.,M.Pd menjadi narasumber pada Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makasar, Jumat (18/08/2023).

Kuliah umum yang berlangsung di Convention Hall FIP UNM ini dihadiri oleh Dekan dan wakil Dekan FIP UNM, dosen PLS dan mahasiswa. Dalam kesempatan tersebut Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I.,M.Pd menyampaikan materi penguatan lulusan dengan literasi edupreneur bagi mahasiswa.

Menurutnya, belajar edupreneur kejujuran menjadi salah satu aspek penting dalam berbisnis. Tanamkan prinsip yang dimiliki Rasulullah dalam jual beli, agar dapat keberkahan. Tanmakan dalam diri (mahasiswa) dapat menjadi preneurship yang hebat. Memberikan sesuatu yang terbaik. Insyaallah menjadi berkah.

“Ada 4 (Empat) Pilar Keunggulan, yaitu 1) Berorientasi pada pelanggan, 2) Keterlibatan secara total dari para actor, 3) Berusaha untuk memberikan nilai tambah dan memberikan yang terbaik, dan 4) Komitmen untuk memperbaiki secara terus-menerus (diskusi program unggulan)”

“Oleh karena itu mahasiswa harus melihat orientasi, di antaranya: Melihat Market Size; Menyusun Strategi; emperjelas divisi divisi, dan mendapatkan kepercayaan dari konsumen/brand dan lainnya. Ada tiga point yang harus dimiliki seseorang jika yang berniat usaha, yaitu: Profibility, Siustanable (stabil), Growing (bermutu),” ujar Prof. Rahmat.

Prof. Rahmat mengatakan, edupreneur dapat dimaknai dari beberapa perspektif yaitu: Pertama, edupreneur sebagai praktek wirausaha di bidang pendidikan, meskipun beliau bukanlah seorang pendidik atau guru. Seorang pengusaha atau perusahaan yang bergerak di sektor pendidikan.

“Edupreneur adalah wiraswasta di bidang pendidikan; seseorang yang mengatur dan menjalankan bisnis atau bisnis (memperbaiki atau memajukan pendidikan), mengambil risiko lebih besar dari biasanya untuk melakukannya”

“Sungguh dibutuhkan semua dorongan, inovasi, dan semangat yang luar biasa untuk menciptakan sebuah bisnis pendidikan yang dapat menggerakkan ekonomi di era sekarang dan masa mendatang. Kedua, edupreneur merupakan pengajar yang mengaplikasikan konsep wirausaha dalam proses pembelajaran,” jelasnya.

Ia mengatakan, seorang atau institusi pendidikan yang menjalankan prinsip wirausaha yang baik demi suksesnya pendidikan. Edupreneur adalah seseorang yang telah berprofesi sebagai pendidik bahkan sebelum mengorganisir sebuah bisnis yang berkaitan dengan pendidikan dan telah menginvestasikan waktu, energi, dan modal untuk menciptakan, mengembangkan, dan memasarkan program, produk, layanan, atau teknologi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pembelajaran.

“Ketiga, edupreneur adalah pendidik yang melaksanakan pengajaran dengan membiayai sekolah mereka sendiri. Beberapa guru telah meninggalkan sistem pendidikan yang mapan karena beberapa alasan, yaitu karena telah menemukan spesialisasi dan hasrat dalam pendidikan. Beberapa guru tersebut melayani kelompok, individu, dan bahkan komunitas yang bebas, terbuka, besar”

“Mereka mempersonalisasi pengalaman belajar untuk para siswa, mencari nafkah, dan membayarnya ke depan dengan membantu orang lain. Banyak edupreneur bekerja secara online, di mana mereka bisa membangun jaringan siswa dan guru. Mereka dapat memilih untuk melakukan pekerjaan sukarela, membuat perbedaan, mempublikasikan karya inspiratif di situs web mereka dan tetap mendapatkan kehidupan yang sehat,” ujarnya.