FIP UNG

Jurusan PGSD FIP UNG Laksanakan Visiting Lecture Paradigma Baru Layanan BK di Sekolah Dasar

fip.ung.ac.id, Gorontalo – Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sukses melaksanakan kegiatan Visiting Lecture bertajuk Paradigma Baru Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dalam Membentuk Karakter Pelajar, Sabtu (13/05).

Kegiatan yang berlangsung di Aula PGSD FIP UNG ini turut menghadirkan dua (2) orang pemateri yakni Dr. Aam Imaddudin, M.Pd dosen dari Jurusan BK Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya serta Dr. Ryan Hidayat Rafiola, M.Pd. Kons dosen dari Jurusan BK FIP UNG.

Dekan FIP UNG Dr. Arwildayanto, M.Pd dalam sambutannya secara daring mengatakan, sangat menapresiasi dan menyambut baik kegiatan project perkuliahan mata kuliah bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan PGSD, yang dosen pengajarnya adalah Dra. Salma Halidu, M.Pd dan Dr. Asni Ilham, M.Pd

“Tentu kita memberikan apresiasi yang sangat luar biasa kenapa, karena memang akan memenuhi IKU kita. Jadi, pak kajur di kontrak kinerja saya dengan pak rektor, saya sudah mencantumkan 100% dosen kita bisa berkiprah di luar kampus. Salah satu bentuk implementasi dari pemimpin kita, bahwa semua dosen kita bisa berkiprah di luar kampus dalam bentuk visiting lecturer”

“Jadi bu Salma dan bu Asni Ilham itu bisa memberikan kontribusi juga dalam hal pertukaran dosen, termasuk Pak Aam kita sudah sambut dengan baik dan sudah hadir bersama kita untuk memberikan materi terkait dengan paradigma baru layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dalam rangka membentuk karakter pelajar”

“Tema ini memang sejalan dengan komitmen Mas Nadim, membentuk profil pelajar Pancasila. Tentu tidak mudah untuk membentuknya, sehingga penting bagi kita layanan dan konseling di sekolah dasar, walaupun di Sekolah Dasar belum ada jabatan konselor atau guru konselor yang terangkat, tapi bagi bagi guru sekolah dasar penting memahami kegiatan-kegiatan konseling di Sekolah Dasar,” ujar Arwildayanto.

Arwildayanto mengatakan, kegiatan bimbingan dan konseling menjadi solusi utama untuk membentuk karakter, baik bagi siswa atau pelajar di sekolah dasar. Mata kuliah ini tentu akan memberikan pengetahuan keterampilan bagi pelajar-pelajar atau mahasiswa untuk bagaimana menerapkan bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

“Tentu kita akan berterima kasih pak Aam sebagai pakarnya, sebagai doktor bimbingan dan konseling kita tahu betul dan linieritas keilmuan pak Aam dari S1 S2 dan S3 itu berkecimpung di dalam bidang bimbingan dan konseling, tentu akan banyak hal-hal yang menarik yang relevan, yang bisa diterapkan di dalam pembelajaran di sekolah dasar”

“Oleh sebab itu, kami berterima kasih kepada bu Asni dan bu Salma sudah memilih kerjasama ini sebagai bentuk implementasi dari pemenuhan IKU kita. Kami berharap, semua dosen PGSD kiranya bisa diharapkan untuk melaksanakan project based learning ini dengan baik, sehingga kegiatan-kegiatan kita bisa dilaksanakan di luar kampus, dosen kita bisa berkiprah di luar kampus”

“Kami yakin dengan banyak kegiatan-kegiatan kita di luar kampus, tentu akan memberikan best practice kepada mahasiswa kita untuk bisa masuk lapangan kerja yang lebih baik, yang lebih terdepan di dalam memilih tuntutan kerja. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi kita agar dosen-dosen lain bisa mengikuti, agar bisa terdaftar dan rekam jejak berkiprah di luar kampus itu bisa terecord dengan baik,” ucapnya.

Lebih jauh, Arwildayanto mengatakan, pertukaran dosen yang dilakukan tidak mesti harus hadir di kampus tujuan, tetapi bisa melalui kegiatan-kegiatan seminar, atau workshop yang dilaksanakan secara daring. Pola-pola kegiatan yang bersifat efisien seperti ini harus didorong dengan baik.

“Mahasiswa PGSD dapat mengikuti kegiatan visiting lecture ini dengan baik, mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sekaligus bertanya sedalam-dalamnya, sehingga betul-betul bisa menerapkan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan baik, bisa menemukan fashion, talent, bakat anak-anak secara dini”

“Karena konsep merdeka belajar adalah pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang mengedepankan perbedaan-perbedaan karakter, potensi yang dimiliki siswa kita di sekolah. Kita tidak bisa lagi menyeragamkan pembelajarkan kita, kita tidak bisa lagi menerapkan evaluasi yang seragam, yang merusak segenap potensi siswa kita. Oleh sebab itu guru SD yang baik adalah guru SD yang bisa menemukan potensi-potensi yang bisa dikembangkan oleh siswa itu ke depan”

“Jadi, oleh sebab itu, patut kita belajar secara mendalam tentang bimbingan dan konseling karena di sana kita bisa menemukan potensi yang beragam dari siswa kita. Kami berharap, mahasiswa PGSD mengikuti kegiatan visiting lecturer ini dengan baik, dengan tekun sehingga betul-betul menambah ilmu dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan menjadi guru-guru yang professional ke depan,” pungkasnya.