fip.ung.ac.id, Gorontalo – Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Al Irsyad Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar kajian kemuslimahan bersama narasumber Ustadzah Dr. Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd, dosen dari Jurusan PGSD FIP UNG.
Kajian kemuslimahan yang berlangsung di Aula FIP UNG pada hari Kamis tanggal 21 September 2023 ini mengambil tema “Peradaban Bermental Sehat berangkat dari Tauhid yang Kuat”.
Ustadzah Dr. Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd dalam materinya yang berjudul Kesehatan Mental (Mental Hygiene) menyampaikan, istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Kesehatan mental menurut Pieper dan Uden (2006) adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, mampu menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
“Karakteristik mental sehat ini yaitu yang perkembangan fisiknya normal dan berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya, serta sehat dan tidak sakit-sakitan. Psikisnya respek terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki insight dan rasa humor, memiliki respons emosional yang wajar, mampu berpikir realistik dan objektif”
“Selain itu, psikisnya terhindar dari gangguan-gangguan psikologis. bersifat kreatif dan inovatif, bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif, serta memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak,” ujar Irvin Novita Arifin.
Irvin Novita Arifin mengatakan, orang yang bermental sehat ini dalam aktivitas sosialnya memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan (sikap alturis).
“Mereka mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan, bersifat toleran dan mau menerima tanpa memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit. Moral religiusnya beriman kepada Tuhan, dan taat mengamalkan ajaran-Nya, serta jujur, amanah (bertanggung jawab), dan ikhlas dalam beramal”
“Selanjutnya disebut ilmu tauhid karena pokok pembahasannya dititikberatkan kepada ke-Esa-an Allah SWT. Tauhid adalah percaya dan yakin terhadap Allah Yang Maha Esa, dan mempercayai tidak ada sesuatupun yang menjadi sekutun-Nya. Keesaan Allah dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya. Inti Ilmu Tauhid adalah menge-Esakan Allah,” ujarnya.