fip.ung.ac.id, Gorontalo – Untuk meningkatkan kompetensi dosen Pascasarjana IAIN Sultan Amai Gorontalo yang unggul dan bermutu, Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I.,M.Pd beri pelatihan pada workshop penyusunan kurikulum Merdeka Belajar Berbasis Outcome Based Education (OBE), Sabtu-Minggu (21-22/10/2023).
Guru Besar Manajemen Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu mengatakan, workshop redesain kurikulum merdeka belajar ini sebagai rangkaian upaya penerapan kurikulum MBKM dalam rangka mendukung Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalui Kementerian Agama.
“Kegiatan berlangsung di Aula Rektorat Lt. 4 IAIN Sultan Amai Gorontalo yang melibatkan para stakeholder, pimpinan institusi dan pascasarjana, kaprodi, pengarah, serta tim penyusun kurikulum”
“Hadir juga sebagai narasumber Prof. Dr. Elya Nusantari, M.Pd Kepala Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Negeri Gorontalo. Kegiatan dibuka oleh Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo,” ujar Prof. Rahmat kepada Humas FIP UNG.
Prof. Rahmat mengatakan, dalam sambutannya, Rektor IAIN menyampaikan bahwa penerapan kurikulum MBKM sebagai upaya pengembangan dan penyesuaian kurikulum dengan berbagai tantangan global yang semakin nyata dan mempersiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang semakin pesat.
“Pada hari pertama, kegiatan tersebut saya mereview kurikulum program studi di pascasarjana IAIN Sultan amai Gorontalo; Prodi MPI, Prodi PBA, Prodi PAI, Prodi HK, dan Peodi ES.
“Di hari kedua, dilaksanakan penyusunan kurikulum Merdeka Belajar untuk setiap program studi. Masing-masing tim melakukan revisi dan menyusun kembali kurikulum berbasis MBKM dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari para narasumber dan stakeholder,” ujarnya.
Menurutnya, kurikulum merdeka harus bisa menangkap peluang di masa depan dan menyiapkan mahasiswa yang kompeten dan siap untuk menyambut masa depan.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar mahasiswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi dan publikasi.